Angin Lalu

Aku benci pada jarak. Menyesal telah mengacuhkannya. Seharusnya kita jadi apatis saja. biar dia keki, lalu pergi.
Selamat siang, jarak. Tidakkah engkau disana sekarang sedang menertawai aku dan dia?

college life

Dulu...
- Pas smp.. pengen cepet pake baju abu-abu ^^
- Pas smu.. "setelah ini kuliah dimana ya? -bosan sama baju abu-abu- nanggung :D"
- Pas kuliah.. "oohh.. gini ya rasanya jadi mahasiswa?"

OVERALL.. aku nikmati banget jaman-jaman kuliah, sampai pada akhirnya aku gak tahan sama tugas dan tugas dikampus. malah pengen cepet-cepet ganti status, jadi orang kantoran.hhaha..
Dan kerjalah ini dan itu mahasiwi dengan pekerjaan. keren ya ^^

Dan sekarang giliran aku dah kerja!! senengnya pas.. tanggal gajian dan ada proyek dikantor. Sekelebat kemaren sempet kepikiran...AKU PENGEN KULIAH LAGI!! what?!! 

Dan itu dipertanyakan lagi..mungkinkah aku beneran jadi dosen? Atau kesampaian gak ya aku jadi manager pemasaran? Atau endingnya aku beneran jadi ibu dan nyonya rumah tanggaku dengan bisnis dirumah?

Dan itu..dipertanyakan lagi sama big bos dirumah. Sekarang aku tanya lagi sama diriku sendiri. Dan BINGUNG!

Stuck disini..dengan aktifitas ini..sebagai manusia biasa, yang bangun pagi dan pulang sore untuk bekerja, dan manjaain hobi dimalam hari. Atau berpikir lagi..endingnya manusia dewasa itu bekerja. Dan aku udah dapat ini dan cukup?! Gak ada yg bisa dijawab ditengah pekerjaan yang kosong pagi ini selain bersyukur.

Menakjubkan!! Gak nyangka aku bisa mikir cita-cita lagi dan keingian diluar rencana yang sempat kucoret dari daftar konversi ditahun ini. ^^ duniaku indah pun warnanya tak selalu cerah..

i love every little things that happened in my life! :)

Keangkeran Gunung Salak dan Tragedi Pesawat Sukhoi

Diambil dari Kompasiana
REP | 11 May 2012 | 16:00Dibaca: 7686 

BIASANYA beberapa orang menyangkutpautkan hilangnya pendaki atau jatuhnya pesawat pada sesuatu yang berbau irasional. Mengenai keangkeran tempat jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.

Tentang Pesawat Sukhoi SuperJet 100

SUKHOI adalah pembuat pesawat terbang buatan Rusia. Awalnya Sukhoi hanya membuat dan mengembangkan jenis pesawat tempur dari awal berdiri (ketika masih Uni Soviyet) hingga dekade 90-an. Di awal 90-an, Sukhoi membuat pesawat komersial. Pada 2007, pesawat komersial pertama pun diperkenalkan. Yaitu Sukhoi Superjet 100.
http://indocropcircles.wordpress.com
Pesawat ini menjual sekira 1000 unit dengan harga Rp.239 miliar per unit. Alhasil, pesawat ini pun diminati beberapa perusahaan penerbangan seperti AS dan Eropa. Sukhou mampu membawa 100 orang penumpang hingga 4.500 Km. Sukhoi juga sudah menerima sertifikat ‘aman’ dari Badan Keselamatan Penerbangan Eropa, dan telah menerima pesanan lebih dari 200 pesawat dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Sukhoi Superjet 100 sempat akan dibeli Merpati Airlines untuk menambah amardanya. Namun dibatalkan karena pesawat itu belum memiliki sertifikasi FAA. Sementara pemerintah kita diisukan membeli pesawat dari Rusia. Kabar ini sempat berembus sebelum Tragedi Sukhoi terjadi. Dan Indonesia hanya membeli 6 unit pesawat Rusia jenis pesawat tempur, yang diproduksi oleh Sukhoi.
http://indocropcircles.wordpress.com
Dari berita TV One yang getol mengabarkan, pesawat Sukhoi ini konon dibuat oleh para teknisi ‘palsu’. Ini bersumber dari inverstigasi di televisi Rusia itu sendiri. Bahwa ada sekira 70 orang insinyur yang membuat pesawat tersebut, ternyata memiliki ijazah palsu.
Karenanya, pesawat ini malah dua ton lebih berat dan pada saat dioperasikan di Rusia, masalah kebocoran pipa AC terjadi. Hal inilah yang membuat pesawat tersebut dinonaktifkan.

Kronologis:
Selasa 8 Mei 2012, Sukhou Superjet 100 tiba di Lanud Halim Perdanakusuma pada jam 16.00 WIB. Kedatangan bersama awak dari Rusia dan Italia ini hendak melaksanakan demo penerbangan pada Kamis (10 Mei 2012).
Rabu 9 Mei 2012, pesawat berangkat dari Halim Perdanakusuma pada jam 14.00 WIB.
Di hari yang sama pada jam 14.33 WIB, keberadaan pesawat tidak diketahui karena hilang kontak ketika melintasi Gunung Salak.

Investigasi:

Diketahui dari komunikasi via radio, yakni 20 menit setelah lepas landas, pilot pesawat meminta izin kepada menara Bandara Soekarno Hatta untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki. Setelah itu  tak ada lagi kontak.
http://indocropcircles.wordpress.com
Pada  Kamis, 10 Mei 2012, keberadaan pesawat ditelusur. Seorang fotografer Wartakota, Adi Kelana dengan 10 fotografer lain didampingi anggota Bapernas, mengatakan kalau pesawat sudah dalam keadaan hancur. Dan berada di dalam jurang. Diduga pesawat menabrak tebing dan hanya menyisakan bagian ekor pesawat saja.
Sampai hari ini, Jumat 11 Mei 2012, evakuasi terus dilakukan. Kendala cuaca dan medan terjal dan bertebing membuat Tim SAR kesulitan. Perlu diketahui bahwa kabut sudah menyelimuti gunung dan cuaca di daerah tersebut tidak bisa diterka.
Karena itu Tim SAR dan PMI membuka posko utama di Kampung Pasir Manggis, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk. Lima unir helikopter pun sudah disediakan untuk membawa korban ke PMI.

Keangkeran Gunung Salak

BOGOR identik dengan Kebun Raya Bogor dan Gunung Salak. Gunung Salak diyakini masyarakat Sunda sebagai tempatnya karuhun atau nenek moyang. Para orang tua menyebut gunung ini dengan kabuyutan. Ada yang mengatakan kalau gunung ini dinamakan salak karena mirip penampakan buah salak. Namun sebenarnya nama itu diambil dari asal kata ’salaka’ yang artinya asal-usul. Masyarakat adat yang berada di sekitaran gunung juga kerap mengadakan acara tahunan seperti seren taun atau muludan.
Gunung Salak juga menjadi objek bagus bagi para pecinta alam yang ingin hiking. Ada dua jalur resmi yang bisa didaki yakni lewat Kabupaten Sukabumi dan Ciawi. Namun ada pula jalur tidak resmi yang dilakukan  masyarakat. Sebaiknya kita menggunakan jalur resmi untuk mendaki karena banyak pendaki yang kehilangan arah kemudian hilang saat melakukan pendakian.
Barangkali gunung ini pada awalnya banyak memakan korban saat isu harta karun membuat masyarakat setempat. Sekira pada 1953, kabar mengenai harta karun mengemuka. Harta karun itu konon berupa batangan emas milik Belanda yang sengaja dikubur agar tidak direbut Jepang. VOC mengubur di Gunung Salak dan akan kembali setelah Jepang pergi. Namun Indonesia merdeka pada 1945 dan artinya Belanda tak bisa kembali ke Tanah Air.  Hal ini membuat masyarakat mencari harta karun, namun harus tewas karena medan yang membahayakan.
Kawah Ratu juga menjadi objek wisata terkenal di Gunung Salak. Perlu perjalanan yang cukup panjang untuk sampai ke sana. Namun harus pula pengunjung berhati-hati karena tingkat produktivitas belerang sangat kuat. Bahkan pernah terjadi sekawanan anak SMP yang tewas keracunan. Bahkan pada 1987, pendaki gunung dari SMK Pembangunan Jakarta, tewas setelah terperosok ke jurang, yang dikenal sebagai Curug Orok dengan kedalaman sampai 400 meter!
Dan Sokhoi Superjet 100 bukan satu-satunya pesawat terbang yang jatuh di gunung tersebut. Ada beberapa pesawat yang mengalami hal nahas yang sama. Dikutip dari blog indocropcircles.wordpress.com, berikut daftar pesawat yang  jatuh tersebut.
29 Oktober 2003
Helikopter Sikorsky S-58 TNI Angkatan Udara jatuh. Dua dua penerbang dan lima kru mekanik tewas seketika setelah helikopter buatan Amerika pada 1970 itu terhempas.

20 Juni 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Atlet terjun payung bernama Edy Cristiono tewas.

26 Juni 2008
Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. 18 Penumpang tewas..

30 April 2009
Pesawat latih jenis Sundowner ini jatuh di daerah Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Instruktur penerbang yang bernama Nicholas Burung meninggal  dalam perjalanan  ke rumah sakit.

12 Juni 2009
Helikopter Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang Sendjaja, Bogor. Dua tentara mekanik tewas, sedangkan pilot dan tiga anggotanya mengalami luka.

9 Mei 2012
Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh seperti yang sudah dijelaskan di atas.
Sebenarnya pesawat atau kendaraan bermesin bisa hilang kapan dan dimana saja karena medan ataupun faktor human error. Begitupun dengan hilangnya pendaki yang tidak hanya pernah terjadi di Gunung Salak, namun di gunung-gunung yang lain. Tapi menurut pengalaman teman saya yang tergabung dalam Macita (mahasiswa pecinta alam), dia dan teman-temannya pernah naik gunung di Gunung Salak, lengkap dengan kejadian mistis seperti mendengar gamelan pada sore, atau salah satu teman merasakan melayang sendiri bagai tertidur. Bahkan yang memiliki ‘kepekaan’ melihat alam bunian, sempat melihat seorang bocah dengan wajah setengah tiba-tiba berdiri di samping dan menatapnya polos.
*

Tragedi Sukhoi

BAGI masyarakat desa, nuansa mistis melingkari jatuhnya Pesawat Sukhoi. Karena berdasar pengetahuan mereka, Gunung Salak memang diisi para makhluk gaib yang bisa mengganggu. Keberadaan jin yang memang diciptakan Tuhan dan hidup di bumi dengan dimensi yang berbeda, diyakini keberadaannya oleh sebagian orang terutama umat muslim. Jadi harus waspada dan terus berdoa jika masuk ke ‘kota mereka’.Sebab biasanya jin ini menghuni gunung, bukit, laut atau daratan yang jarang dihuni manusia.
Sedangkan jika kita melihat dari kacamata ilmiah, peristiwa kecelakaan atau tewas dan hilangnya pendaki bisa dijelaskan secara logika. Diduga, pesawat Sukhoi Superjet 100 itu melakukan aksi manuver (terbang menukik, belok, ala pesawat tempur). Padahal hal itu dilarang karena ada penumpang umum yang berada di dalam pesawat. Spekulasi ini bermula karena sang pilot meminta izin menurunkan ‘ketinggian’. Kecelakaan tidak terhindarkan karena barangkali pilot dari luar negeri itu tidak familiar dengan medan Indonesia. Ditambah lagi dengan dugaan kabut yang kerap kali muncul.

Video Demo Animasi Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100

Sampai tulisan ini dibuat, evakuasi menuju jatuhnya pesawat masih dilakukan. Dua belas penumpang sudah ditemukan dalam keadaan tewas, sisanya masih terus dalam pencarian (dari 48 penumpang yang ada). Semoga evakuasi berjalan lancar dan keluarga korban mendapat kesabaran. Dan selanjutnya, semoga peristiwa jatuhnya pesawat ini tidak terulang kembali. Amin.
*
Referensi:

Sukhoi-Bisnis-Harga diri-dan Duka cita

Berikut adalah beberapa foto-foto yang diambil oleh seorang traveller dan photografer Rusia dan di publish di salah satu blognya. Foto-foto yang dipostingnya ada yang berkenaan dengan tournya Sukhoi di Asia, termasuk di Indonesia 9 Mei 2012 lalu.

Sukhoi tinggal landas dari bandara SoeTa



 





Autopilot saat terbang di Singapure

Akan berat bagi Sukhoi untuk diterima tanpa rasa was-was oleh masyarakat Indonesia. Kecelakaan pesawat tersebut pada tanggal 9 Mei 2012 lalu memberikan bekas yang tidak mungkin sembuh hanya dengan memberikan uang asuransi yang besar pada keluarga korban. 
Secara pribadi, saya turut berbela sungkawa atas meninggalnya para korban pada kecelakaan naas tersebut. Terlepas dari apapun pemicunya, saya tidak ingin mengambil asumsi sebagaimana merebak di berbagai media dengan spekulasi-spekulasinya. Kalau pun toh dari black box yang nanti ditemukan, lalu tim penyidik berhasil menyimpulkan penyebabnya, tetap saja memori yang sudah digoreskan 9 Mei 2012 di Gunung Salak ini tidak dapat dihapus begitu saja dari benak masyarakat Indonesia.

Kita ingat ungkapan iklan salah satu produk di televisi, “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”. Iya, kesan pertama itu sangat menentukan. Kita tahu bahwa memang tidak ada sesuatu hal yang sempurna, namun seberapa besar perbandingan antara kesempurnaan dan errornya. Jika kesan pertama itu sangat menarik, belum tentu moment-moment selanjutnya pun menarik, tapi setidaknya kita dapat menduga setidaknya hal menariknya lebih banyak ketimbang yang tidak menariknya. Lain hal jika kesan pertama itu buruk, maka secara naluriah kita akan men-judge moment-moment selanjutnya lebih banyak buruknya ketimbang menariknya.

Tapi tentu ini kembali kepada kita semua, terlebih bagi pihak Sukhoi dan perusahaan yang mengimport pesawat (yang katanya) canggih nan murah ini. Bagi mereka selain mendanai asuransi korban-korban kecelakaan, yang terpenting selanjutnya adalah membayar mahal untuk pengembalian citra jika kerjasama ini akan diteruskan. Mereka pasti akan menggandeng media, dan ini bukan perkara kecil.

Tapi lupakanlah Sukhoi, sebagai seorang teknokrat saya lebih bangga memiliki N-250, atau setidaknya negara ini pernah menciptakan sendiri pesawat komersial andalannya. Saya melihat perjuangan yang sangat panjang untuk menciptakan pesawat canggih di kala itu. Bermula dari pak BJ. Habibie yang merekrut orang-orang Indonesia bekerja di industri pesawat terbang di Jerman. Mempertahankan semuanya dengan berbagai strategi saat terjadi pengurangan karyawan di Jerman. Hingga semuanya kembali ke Indonesia dan menempatkan cita-citanya jauh ke langit.

Dunia pun tercengang, kala impian menjadi nyata, N250 buatan tangan-tangan hebat, mulus mengangkasa. Saat itu kita menyadari bahwa negeri ini ternyata bisa. N250 bukanlah pesawat asal bikin, besi terbang yang kita buat adalah satu-satunya pesawat twin turboprop di dunia yang menggunakan teknologi fly by wire. Tercanggih saat itu, bahkan hingga kini. Mampu terbang tanpa mengalami dutch roll.

Tapi dimanakah kini perasaan membanggakan itu? Adakah segelintir pemuda-pemuda negeri ini yang bisa membangkitkan kembali kebanggaan ini? Kita nyaris menjadi nomor satu di dunia aircraft. Kita nyaris menghentikan ketergantungan dengan Boeing, Airbus 320 apalagi Sukhoi. Kita nyaris mengalahkan ATR, Bombardier, Dornier, dan Embraer. Kita nyaris membuat jembatan angkasa milik kita sendiri.

Adakah Anda, saya dan pemuda-pemuda negeri ini berhenti dari ke-”galau”-an, berhenti dari ketergantungan produk import, dan kembali merajut cita-cita besar negeri ini.


satu dua tiga

satu... dua... tiga...

menghitung langkah sepi yang semakin terdengar jelas mendekati. merekam sunyi beradegan mesra dengan hitam dan bercerita tentang luka. semakin gelap. semakin hampa. meski diterangi. meski terisi. ironisnya malam semakin senang bersenggama dengan galau. kupikir sudah berhasil kujauhi segala keriaan tentang gundah ini di kemarin yang sedih.

satu... dua... tiga...

langkah-langkah kecil itu semakin jelas menggema di sudut-sudut otak kotorku. dimana kamu? suara-suara lirih mulai menggangguku. mereka berbisik tentang berisik. mereka berujar tentang sukar. mereka berkata tentang resah. kututup telingaku rapat-rapat agar mereka tak bisa masuk dan semakin mengotori otakku yang lelah. aku hanya ingin kamu.

satu... dua... tiga...

sepi sudah berdiri di hadapanku. begitu dingin. begitu kaku. mereka kini berdenging-denging menyiksa telingaku. dimana kamu? sekali lagi aku mencarimu. jangan biarkan sepi menculikku sekali lagi. temani aku. bawa aku pergi dari sunyi ini. mereka kini asing. mereka membawa bising yang kosong. dan yang kulihat hanya lorong-lorong. apakah kamu menungguku di ujung sana?

satu... dua...

derap langkah sepi terhenti. seperti membias menjadi mimpi. dan aku baru saja terbangun. meski ternyata cuma melamun. mataku terkatup. kutajamkan pendengaran. meski sunyi tak mau kedengaran. mereka hanya diam-diam menyusup di antara letih yang berbagi dengan sedih. tapi aku tidak boleh menangis lagi. tidak boleh ada airmata yang menitik hingga rasaku mati.

tiga...

langkah terakhir menepi. tiba-tiba sepi. terhampiri. kamu tetap tak di sini. tak juga di ujung lorong. kosong. nyatanya aku memang sendiri. apakah kamu benar-benar sudah pergi? atau kemarin semuanya hanya mimpi. khayal. lamun. angan. meski hadir tempatmu bukan di sini. walau ada kamu tak pernah benar-benar ke sini. karena di sini yang tinggal cuma sepi.

do You happy ?

Ini jawaban ga jelas,

Untuk pertanyaan sederhana yang ditanyakan sama gw berhari-hari yang lalu. Oleh seseorang paling bijak yang gw kenal. Itu karena dia pernah menjalani banyak hal… yang mungkin gw akan menyerah untuk menjalaninya dan mencari mall berlantai tinggi terdekat kalau gw menghadapi hal yang sama seperti dia.
Dia bertanya banyak, yang kemudian bisa gw simpulkan dalam dua pertanyaan

Are you OK? are you happy with everything?

A grand question yang kayaknya butuh waktu dari awal hidup sampai nafas terakhir untuk menjawabnya?
Gw selalu berpikir, many-many-many years ago, saat gw masih innocent dan belum dirubah oleh dunia.
Gw bisa menciptakan banyak hal superb dari hal-hal tidak terduga.

Hal-hal terkecil sekecil sendok dan garpu yang berubah menjadi dua kapal angkasa death-star super kompleks yang bisa digunakan untuk melompati ruang dan waktu, yang ujung dari dua alat makan itu bisa menembakkan laser intensitas tinggi penghancur bintang.

Kalau tiap gw sakit demam, gw mendapatkan kekuatan super yang mampu membakar apapun yang gw sentuh, batuk yang bisa membunuh siapapun yang gw mau, penglihatan super tajam yang bisa melihat Virus terkecil, a grand dream.. kalau gw ingin menguasai dunia. Dan menetapkan aturan sederhana sama semua manusia

do not evil, or I’ll kill you

memiliki markas rahasia di dalam gunung sekeren X-MEN, membeli berbagai pesawat jet dari F16 (Waktu itu ini pesawat jet paling canggih), seri Mirage atau VTOL Harrier.

Those were innocent days saat gw belum tahu apa-apa mengenai hidup.. saat semua kesalahan bisa dimaafkan, saat hukum terdasar seperti Gravitasi pun tidak berlaku untuk gw.

Dan kemudian gw bertambah tua, seiring dengan tahun-tahun yang berlalu.. satu persatu segel hukum mulai terbuka dan mesti memiliki efek.. yang paling berat untuk gw dari semua itu.. adalah seiring dengan waktu hukum Gravitasi yang pelahan-lahan merebut kemampuan gw untuk terbang:)

Dan semua kehebatan itu juga menghilang, dan hidup yang tadinya mudah untuk diraih itu akhirnya mengajarkan rasanya kekalahan, penolakan, kegagalan dan sendiri. Tapi hidup yang sama itu juga yang mengajarkan manisnya persahabatan, cinta, hidup dan alasan untuk menjalani tiap detail rasa yang bercampur aduk menjadi satu.

Mengajarkan rasanya diatas, saat kamu dicintai, menang, dihargai, dihormati, dibanggakan…
Mengajarkan rasanya dibawah, saat kamu dibuang, dicampakkan, kalah, diludahi dan sendiri…

If you ask me, kenapa gw harus menjalani semua ini. Kenapa begitu? karena kita tidak pernah meminta untuk dilahirkan jadi kenapa mesti menjalaninya.

Apakah hidup itu pemberian terbaik dari sang Pencipta? jika kita semua tahu kebahagiaan di muka bumi ini cuma sebagian kecil dari rasa sakitnya?

That question my friend, adalah hal yang harus gw jawab sendiri, karena sang Pencipta merahasiakan tujuan akhir dari pejalanan ini dan memberikan kita beberapa petunjuk samar yang konon sebenarnya jelas, dan bagi mereka yang bisa memecahkan petunjuk-petunjuk itu, akan menemukan jawaban hebat dari skenario rumit nan panjang bernama kenyataan yang bisa membuat scripwriter terbaik dimuka bumi sekalipun menangis tersedu-sedu karena tidak mampu menulis such realism.

If you ask me, gw menjalani semua ini dan mencoba menghajar semua yang namanya hari esok.
Gw tersenyum sambil menulis ini bukan berarti karena gw blagu dan merasa kuat. Di mata gw semua yang ada di esok adalah cuma sekumpulan What if? yang semuanya tidak jelas, gw takut sama what tomorrow may bring of course

Tapi jika gw ga bisa menjalaninya seperti ini, apa yang akan sodara gw katakan tentang gw yang gagal?

Jika gw menyerah.. apa yang akan semua orang yang gw anggap saudara katakan tentang sahabat mereka yang ga punya tulang melakang dan bergerak melata?
Jika gw berhenti, kapan gw bisa ketemu orang yang bakalan gw sebut soulmate dan gw berani untuk bilang sama dia kalo gw adalah biggest fans of him and I hope that he would be the biggest fans of me

Gw percaya my grand skenario, my grand dream, my grand plan itu melibatkan hidup gw untuk mereka, dan itulah alasan gw menjalani semua ini.

Gw ingin mereka bahagia dan bangga sama gw..

Orang-orang yang sudah gw temui, sedang gw temu dan akan gw temui yang… gw dulu, akan, sedang sebut sebagai adik, kakak, saudara, sahabat, sayang…, whatever lah itu.

 *I believe, I am here to be the center point.. where those people around me will revolve. *
 *If there’s a dream that last, preserved and untouched from that many-many-many years ago.. the dream about.. that I am center of our universe :Dthat dream that they will be the stars of me. *
 *This is my choice, this is my grand dream, you may call me naive and laugh at it. *

I am not OK, but I think I am happy :)
Is this answering your question? so how about you? do you happy?

Vertical Take Of Landing VTOL