If man can land on the moon, surely I can win your heart

Aku selalu percaya kucing itu ada dalam misi, an endeavour, misi mulia, tujuan hidup, takdir lah, the one lah.

Sebuah perjalanan untuk menemukan orang lain.

Kucing ini yang tidak memiliki kuda putih, kuda hitam bahkan keledai cuma kucing tanpa boots tapi berpakaian astronot. Siap terbang keluar angkasa untuk menemukan ekspektasinya.

Someone that can stand by him, no matter how weird he is…


Tujuan kucing itu tidak terdengar muluk-muluk kan? biar aku ulang,

Just someone who can stand by him no matter the fact that he is a cat

Kalau kamu terlalu jelek…

Setidaknya kalau kamu menggunakan alasan lain aku akan percaya, tapi ini? Ini namanya mengiris-iris perasaan orang lain dengan sebuah alasan yang tidak masuk akal

Protesku.
Dan dia berkata

Aku mengatakan yang sebenarnya..

Aku frustasi, kita menghabiskan setengah jam berputar-putar di hal yang sama, hatiku sakit, jantungku berdebar, mataku basah. Hei! menangis itu cengeng, gak lah..im awoman gah harus gitu sih tapi ini saat paling buruk untuk membiarkan air mata meluap walau aku sangat ingin melakukannya.

Kamu bisa mengatakan padaku kalau kamu sudah punya pacar, kamu menyukai orang lain, bahkan aku terlalu jelek untuk tipemu…aku bisa menerimanya, bahkan aku lebih ingin mendengar semua itu sekarang. Please, daripada alasan yang tidak dapat aku percaya itu.


aku diam dan menunduk. Itu ekspresi yang akan aku lakukan kalau aku sedang mengatakan kejujurann tapi tidak ada seorangpun yang mempercayaiku, yup people don’t call me ‘a people reader’ for nothing.

Yasudah.. kalau itu maumu, kamu terlalu jelek….unt..

Hei.. hei! jangan yang terlalu jelek… itu cuma contoh kasus! katakan saja kamu sudah bertunangan… dan aku tidak bisa melakukan apapun soal itu.. bagaimana?

Desperate time call for a desperate measure.
That someone I in love with is belong to the stars


Dan itulah alasan resminya yang aku katakan pada sahabat-sahabatku yang bertanya, tentu mereka bertanya karena beberapa bulan terakhir cerita-ceritaku pada mereka tidak akan jauh dari senyumnya, semangatnya, cara dia memandang dunia yang aneh, dia unik dan aku jatuh cinta.

Setelah aku dengan egois bercerita tentang satu orang yang sama terus-menerus dan mungkin (kadang) whining tentang perasaan yang meluap-luap itu, tentu saja mereka bertanya hasilnya dan mereka berhak atas jawaban.

Jawaban resmi yang aku berikan adalah sang gadis itu jauh lebih baik dari aku. Titik.

Mereka tidak tahu alasan sebenarnya yang dia bilang waktu itu, aku masih ingat detail hari itu, dan tiap aku mengingatnya, my heart skip it’s beat.

Aku tidak dapat membalas perasaanmu, karena aku berasal dari luar angkasa… jika aku kembali, aku tidak akan ingat apapun tentang dirimu…

Dan aku memilih untuk mempercayainya, aku bilang sebelumnya kan kalau pria manapun akan mempercayai walaupun itu tidak logis, dan tambahan fakta kalau aku jatuh cinta padanya menambah alasan kalau aku harus percaya.

Dan itu membuatmu menghindari memiliki kenangan-kenangan indah dengan orang-orang bumi?

Sampai sekarang, aku tidak dapat mempercayai kalau aku bertanya seperti itu

Karena berpisah itu menyakitkan, apalagi kalau kita dekat…

Itu jawabnya.

Jadi kamu memilih untuk melindungi dirimu dari perpisahan dan mengatakan ini semua padaku… Dan aku jatuh cinta sama mahkluk luar angkasa! fuck!


Frustasi dan sakit. Cuma itu yang aku ingat saat mengatakan ekspresi kemarahan itu. Aku marah karena alasan dia menolak perasaanku adalah bahwa dia berasal dari luar angkasa, wajar kan?

sedih, muka yang aku tahu apa artinya, muka yang ingin meraih keluar dan mengatakan ‘aku juga mencintaimu’ tapi itu cuma keinginan, apa yang kamu inginkan bukan apa yang akan kamu lakukan. It’s a battle of thoughts and reasoning di dalam dirinya,

Atau-

Itu juga bisa berarti kalau aku sangat ingin dia memikirkan itu, It’s a battle of my thoughts and reasoning.

Maafkan aku… aku cuma… berusaha mencerna ini semua.. maafkan aku..


Seruku lirih.

Dan dia mulai terisak-isak.
Goodbyes


Selamat tinggal mahkluk bumi…

Itu kata-kata ucapan selamat tinggalnya, mencoba menjaga jarak atas kenangan-kenangan yang terjadi dua bulan ini. Karena walau bagaimanapun dia akan melupakannya jika dia telah kembali ke luar angkasa.

Aku akan terbang ke bulan! aku tidak peduli kalau kamu mahkluk luar angkasa! aku akan terbang ke bulan juga! aku akan menyusulmu


Dan aku tiba-tiba emosional, tidak ada yang bilang perpisahan itu mudah kan?

Dia tersenyum tapi hatinya menangis (atau itu adalah pembacaan tidak akurat dari aku yang menginginkan dia merasa seperti itu).

Penilaian dari orang jatuh cinta adalah opsi terakhir untuk dipercaya, jadi aku memilih untuk tidak mempercayai penilaianku kalau dia merasa seperti itu.

Aku tidak pernah bilang kalau aku berasal dari bulan, tapi aku merasa bahagia kalau kamu mengatakan itu..

Itu katanya. Dan aku tidak pernah melihatnya lagi. Kurasa dia sudah bersama keluarganya di luar angkasa sana dan melupakan apapun soal bumi…soal aku…

Dan dia mencoba tersenyum. he failed to do that miserably.
And the moon

Dia memang tidak pernah bilang kalau dia berasal dari bulan, dia cuma bilang kalau dia dari luar angkasa. Jadi aku yang bilang sendiri kalau aku akan ke bulan.

Kurasa bulan adalah sejauh apa aku bisa pergi, sebuah pijakan nyata atas misi bodoh, sejauh apa aku menjalani misi keluar angkasa tanpa harus menghancurkan diriku sendiri, sejauh seekor kucing mungkin untuk raih dan berpijak, dan melihat luar angkasa dari luar sana lalu kemudian memutuskan antara dua opsi

a. Kembali ke bumi dan menjadi kucing biasa
b. Meneruskan pencarian atas nya yang berasal dari luar angkasa itu


Aku yakin opsi B memiliki akhir yang tragis, tapi setidaknya kucing itu mati ditemani bintang-bintang :)

Inspirasi dari sebuah manga yang dibaca tengah malam ditemani OST tragis-nya Sunshine

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...read them below or add one