Message in a Bottle

Alkisah, seorang pengembara yang sedang menyusuri pantai menemukan kertas berisi tulisan di bawah ini dalam sebuah botol.
Susah untuk mengerti orang lain. Setiap manusia unik. Masing-masing memiliki gagasan masing-masing terhadap segala sesuatu.
Baru-baru ini saya menyimpulkan bahwa dengan diam dan tidak mengusik orang lain, berarti saya menghargai mereka. Saya coba untuk diam dan tidak mengusik, mind your own bussiness method ternyata gagal, malah jadi garing. Ini sebenarnya kepribadian orang yang ingin saya coba pada diri saya.
Kemudian saya tampil vokal dengan protes sana-sini. Semuanya saya komentari. Semua yang beda dengan gagasan saya dan saya anggap jelek, saya libas. Semua yang pantas; saya suka, saya rangkul, dan saya rebut. Semua yang tidak pantas; saya benci dan saya buang jauh-jauh ke laut. Akhirnya semua menjauh.
Terlalu idealis, diisolasi.
Ada yang bilang, “kau itu terlalu idealis. Cobalah untuk lebih berpikir realistis. Capai yang mungkin-mungkin saja. Tidak baik itu cari-cari musuh…”
Jika realistis menjadikan saya munafik, bagaimana? Jika realistis menghalangi saya untuk menggapai mimpi, bagaimana? Jika realistis membuat saya akan menyesali kehidupan yang hanya sekali ini, bagaimana?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

...read them below or add one