Aku benci pada jarak. Menyesal telah mengacuhkannya. Seharusnya kita jadi apatis saja. biar dia keki, lalu pergi.
SheiLappuciNo
college life
Dulu...
- Pas smp.. pengen cepet pake baju abu-abu ^^
- Pas smu.. "setelah ini kuliah dimana ya? -bosan sama baju abu-abu- nanggung :D"
- Pas kuliah.. "oohh.. gini ya rasanya jadi mahasiswa?"
OVERALL.. aku nikmati banget jaman-jaman kuliah, sampai pada akhirnya aku gak tahan sama tugas dan tugas dikampus. malah pengen cepet-cepet ganti status, jadi orang kantoran.hhaha..
Dan kerjalah ini dan itu mahasiwi dengan pekerjaan. keren ya ^^
Dan sekarang giliran aku dah kerja!! senengnya pas.. tanggal gajian dan ada proyek dikantor. Sekelebat kemaren sempet kepikiran...AKU PENGEN KULIAH LAGI!! what?!!
Dan itu dipertanyakan lagi..mungkinkah aku beneran jadi dosen? Atau kesampaian gak ya aku jadi manager pemasaran? Atau endingnya aku beneran jadi ibu dan nyonya rumah tanggaku dengan bisnis dirumah?
Dan itu..dipertanyakan lagi sama big bos dirumah. Sekarang aku tanya lagi sama diriku sendiri. Dan BINGUNG!
Stuck disini..dengan aktifitas ini..sebagai manusia biasa, yang bangun pagi dan pulang sore untuk bekerja, dan manjaain hobi dimalam hari. Atau berpikir lagi..endingnya manusia dewasa itu bekerja. Dan aku udah dapat ini dan cukup?! Gak ada yg bisa dijawab ditengah pekerjaan yang kosong pagi ini selain bersyukur.
Menakjubkan!! Gak nyangka aku bisa mikir cita-cita lagi dan keingian diluar rencana yang sempat kucoret dari daftar konversi ditahun ini. ^^ duniaku indah pun warnanya tak selalu cerah..
i love every little things that happened in my life! :)
i love every little things that happened in my life! :)
Keangkeran Gunung Salak dan Tragedi Pesawat Sukhoi
Diambil dari Kompasiana
REP | 11 May 2012 |
16:00Dibaca: 7686
BIASANYA beberapa orang menyangkutpautkan hilangnya pendaki
atau jatuhnya pesawat pada sesuatu yang berbau irasional. Mengenai keangkeran
tempat jatuhnya pesawat Sukhoi Superjet 100 di Gunung Salak.
Tentang Pesawat Sukhoi
SuperJet 100
SUKHOI adalah pembuat pesawat terbang buatan Rusia. Awalnya
Sukhoi hanya membuat dan mengembangkan jenis pesawat tempur dari awal berdiri
(ketika masih Uni Soviyet) hingga dekade 90-an. Di awal 90-an, Sukhoi membuat
pesawat komersial. Pada 2007, pesawat komersial pertama pun diperkenalkan.
Yaitu Sukhoi Superjet 100.
http://indocropcircles.wordpress.com
|
Pesawat ini menjual sekira 1000 unit dengan harga Rp.239
miliar per unit. Alhasil, pesawat ini pun diminati beberapa perusahaan
penerbangan seperti AS dan Eropa. Sukhou mampu membawa 100 orang penumpang
hingga 4.500 Km. Sukhoi juga sudah menerima sertifikat ‘aman’ dari Badan
Keselamatan Penerbangan Eropa, dan telah menerima pesanan lebih dari 200
pesawat dari berbagai negara termasuk Indonesia.
Sukhoi Superjet 100 sempat akan dibeli Merpati Airlines
untuk menambah amardanya. Namun dibatalkan karena pesawat itu belum memiliki
sertifikasi FAA. Sementara pemerintah kita diisukan membeli pesawat dari Rusia.
Kabar ini sempat berembus sebelum Tragedi Sukhoi terjadi. Dan Indonesia hanya
membeli 6 unit pesawat Rusia jenis pesawat tempur, yang diproduksi oleh Sukhoi.
http://indocropcircles.wordpress.com
|
Dari berita TV One yang getol mengabarkan, pesawat Sukhoi
ini konon dibuat oleh para teknisi ‘palsu’. Ini bersumber dari inverstigasi di
televisi Rusia itu sendiri. Bahwa ada sekira 70 orang insinyur yang membuat
pesawat tersebut, ternyata memiliki ijazah palsu.
Karenanya, pesawat ini malah dua ton lebih berat dan pada
saat dioperasikan di Rusia, masalah kebocoran pipa AC terjadi. Hal inilah yang
membuat pesawat tersebut dinonaktifkan.
Kronologis:
Selasa 8 Mei 2012, Sukhou Superjet 100 tiba di
Lanud Halim Perdanakusuma pada jam 16.00 WIB. Kedatangan bersama awak dari
Rusia dan Italia ini hendak melaksanakan demo penerbangan pada Kamis (10 Mei
2012).
Rabu 9 Mei 2012, pesawat berangkat dari Halim
Perdanakusuma pada jam 14.00 WIB.
Di hari yang sama pada jam 14.33 WIB, keberadaan pesawat
tidak diketahui karena hilang kontak ketika melintasi Gunung Salak.
Investigasi:
Diketahui dari komunikasi via radio, yakni 20 menit setelah
lepas landas, pilot pesawat meminta izin kepada menara Bandara Soekarno Hatta
untuk menurunkan ketinggian dari 10.000 kaki menjadi 6.000 kaki. Setelah itu
tak ada lagi kontak.
http://indocropcircles.wordpress.com
|
Pada Kamis, 10 Mei 2012, keberadaan
pesawat ditelusur. Seorang fotografer Wartakota, Adi Kelana dengan 10
fotografer lain didampingi anggota Bapernas, mengatakan kalau pesawat sudah
dalam keadaan hancur. Dan berada di dalam jurang. Diduga pesawat menabrak
tebing dan hanya menyisakan bagian ekor pesawat saja.
Sampai hari ini, Jumat 11 Mei 2012, evakuasi
terus dilakukan. Kendala cuaca dan medan
terjal dan bertebing membuat Tim SAR kesulitan. Perlu diketahui bahwa kabut
sudah menyelimuti gunung dan cuaca di daerah tersebut tidak bisa diterka.
Karena itu Tim SAR dan PMI membuka posko utama di Kampung
Pasir Manggis, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk. Lima unir helikopter pun sudah disediakan
untuk membawa korban ke PMI.
Keangkeran Gunung Salak
BOGOR
identik dengan Kebun Raya Bogor dan Gunung Salak. Gunung Salak diyakini
masyarakat Sunda sebagai tempatnya karuhun atau nenek moyang. Para
orang tua menyebut gunung ini dengan kabuyutan. Ada yang mengatakan kalau gunung ini
dinamakan salak karena mirip penampakan buah salak. Namun sebenarnya nama itu
diambil dari asal kata ’salaka’ yang artinya asal-usul. Masyarakat adat yang
berada di sekitaran gunung juga kerap mengadakan acara tahunan seperti seren
taun atau muludan.
Kawah Ratu http://galeribogor.net
|
Gunung Salak juga menjadi objek bagus bagi para pecinta alam
yang ingin hiking. Ada
dua jalur resmi yang bisa didaki yakni lewat Kabupaten Sukabumi dan Ciawi.
Namun ada pula jalur tidak resmi yang dilakukan masyarakat. Sebaiknya
kita menggunakan jalur resmi untuk mendaki karena banyak pendaki yang
kehilangan arah kemudian hilang saat melakukan pendakian.
Barangkali gunung ini pada awalnya banyak memakan korban
saat isu harta karun membuat masyarakat setempat. Sekira pada 1953, kabar
mengenai harta karun mengemuka. Harta karun itu konon berupa batangan emas
milik Belanda yang sengaja dikubur agar tidak direbut Jepang. VOC mengubur
di Gunung Salak dan akan kembali setelah Jepang pergi. Namun Indonesia
merdeka pada 1945 dan artinya Belanda tak bisa kembali ke Tanah Air. Hal
ini membuat masyarakat mencari harta karun, namun harus tewas karena medan yang membahayakan.
Kawah Ratu juga menjadi objek wisata terkenal di Gunung
Salak. Perlu perjalanan yang cukup panjang untuk sampai ke sana. Namun harus pula pengunjung
berhati-hati karena tingkat produktivitas belerang sangat kuat. Bahkan pernah
terjadi sekawanan anak SMP yang tewas keracunan. Bahkan pada 1987, pendaki
gunung dari SMK Pembangunan Jakarta, tewas setelah terperosok ke jurang, yang
dikenal sebagai Curug Orok dengan kedalaman sampai 400 meter!
Dan Sokhoi Superjet 100 bukan satu-satunya pesawat terbang
yang jatuh di gunung tersebut. Ada
beberapa pesawat yang mengalami hal nahas yang sama. Dikutip dari blog indocropcircles.wordpress.com,
berikut daftar pesawat yang jatuh tersebut.
29 Oktober 2003
Helikopter Sikorsky S-58 TNI Angkatan Udara jatuh. Dua
dua penerbang dan lima
kru mekanik tewas seketika setelah helikopter buatan Amerika pada 1970 itu
terhempas.
20 Juni 2004
Pesawat Cessna 185 Skywagon jatuh di Danau Lido, Cijeruk, Bogor. Atlet terjun
payung bernama Edy Cristiono tewas.
26 Juni 2008
Pesawat Cassa TNI AU A212-200 jatuh di kawasan Gunung Salak,
Bogor, Jawa
Barat. 18 Penumpang tewas..
30 April 2009
Pesawat latih jenis Sundowner ini jatuh di daerah Tenjo, Bogor, Jawa
Barat. Instruktur penerbang yang bernama Nicholas Burung meninggal
dalam perjalanan ke rumah sakit.
12 Juni 2009
Helikopter Puma milik TNI AU jatuh di kawasan Lanud Atang
Sendjaja, Bogor.
Dua tentara mekanik tewas, sedangkan pilot dan tiga anggotanya mengalami
luka.
9 Mei 2012
Pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
Sebenarnya pesawat atau kendaraan bermesin bisa hilang kapan
dan dimana saja karena medan
ataupun faktor human error. Begitupun dengan hilangnya pendaki yang tidak hanya
pernah terjadi di Gunung Salak, namun di gunung-gunung yang lain. Tapi menurut
pengalaman teman saya yang tergabung dalam Macita (mahasiswa pecinta alam), dia
dan teman-temannya pernah naik gunung di Gunung Salak, lengkap dengan kejadian
mistis seperti mendengar gamelan pada sore, atau salah satu teman merasakan
melayang sendiri bagai tertidur. Bahkan yang memiliki ‘kepekaan’ melihat alam
bunian, sempat melihat seorang bocah dengan wajah setengah tiba-tiba berdiri di
samping dan menatapnya polos.
*
Tragedi Sukhoi
BAGI masyarakat desa, nuansa mistis melingkari jatuhnya
Pesawat Sukhoi. Karena berdasar pengetahuan mereka, Gunung Salak memang diisi
para makhluk gaib yang bisa mengganggu. Keberadaan jin yang memang diciptakan
Tuhan dan hidup di bumi dengan dimensi yang berbeda, diyakini keberadaannya
oleh sebagian orang terutama umat muslim. Jadi harus waspada dan terus berdoa
jika masuk ke ‘kota
mereka’.Sebab biasanya jin ini menghuni gunung, bukit, laut atau daratan yang
jarang dihuni manusia.
Sedangkan jika kita melihat dari kacamata ilmiah, peristiwa
kecelakaan atau tewas dan hilangnya pendaki bisa dijelaskan secara
logika. Diduga, pesawat Sukhoi Superjet 100 itu melakukan aksi manuver
(terbang menukik, belok, ala pesawat tempur). Padahal hal itu dilarang karena
ada penumpang umum yang berada di dalam pesawat. Spekulasi ini bermula karena
sang pilot meminta izin menurunkan ‘ketinggian’. Kecelakaan tidak terhindarkan
karena barangkali pilot dari luar negeri itu tidak familiar dengan medan Indonesia.
Ditambah lagi dengan dugaan kabut yang kerap kali muncul.
Video Demo Animasi Jatuhnya Pesawat Sukhoi Superjet 100
Sampai tulisan ini dibuat, evakuasi menuju jatuhnya pesawat
masih dilakukan. Dua belas penumpang sudah ditemukan dalam keadaan tewas,
sisanya masih terus dalam pencarian (dari 48 penumpang yang ada). Semoga
evakuasi berjalan lancar dan keluarga korban mendapat kesabaran. Dan
selanjutnya, semoga peristiwa jatuhnya pesawat ini tidak terulang kembali.
Amin.
*
Referensi:
Sukhoi-Bisnis-Harga diri-dan Duka cita
Berikut adalah beberapa foto-foto yang
diambil oleh seorang traveller dan photografer Rusia dan di publish di
salah satu blognya. Foto-foto yang
dipostingnya ada yang berkenaan dengan tournya Sukhoi di Asia, termasuk
di Indonesia 9 Mei 2012 lalu.
Sukhoi tinggal landas dari bandara SoeTa
Autopilot saat terbang di Singapure
Akan berat bagi Sukhoi untuk diterima
tanpa rasa was-was oleh masyarakat Indonesia. Kecelakaan pesawat
tersebut pada tanggal 9 Mei 2012 lalu memberikan bekas yang tidak
mungkin sembuh hanya dengan memberikan uang asuransi yang besar pada
keluarga korban.
Secara pribadi, saya turut berbela sungkawa atas
meninggalnya para korban pada kecelakaan naas tersebut. Terlepas dari
apapun pemicunya, saya tidak ingin mengambil asumsi sebagaimana merebak
di berbagai media dengan spekulasi-spekulasinya. Kalau pun toh dari
black box yang nanti ditemukan, lalu tim penyidik berhasil menyimpulkan
penyebabnya, tetap saja memori yang sudah digoreskan 9 Mei 2012 di
Gunung Salak ini tidak dapat dihapus begitu saja dari benak masyarakat
Indonesia.
Kita ingat ungkapan iklan salah satu
produk di televisi, “Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah
Anda”. Iya, kesan pertama itu sangat menentukan. Kita tahu bahwa memang
tidak ada sesuatu hal yang sempurna, namun seberapa besar perbandingan
antara kesempurnaan dan errornya. Jika kesan pertama itu sangat menarik,
belum tentu moment-moment selanjutnya pun menarik, tapi setidaknya kita
dapat menduga setidaknya hal menariknya lebih banyak ketimbang yang
tidak menariknya. Lain hal jika kesan pertama itu buruk, maka secara
naluriah kita akan men-judge moment-moment selanjutnya lebih banyak
buruknya ketimbang menariknya.
Tapi tentu ini kembali kepada kita semua,
terlebih bagi pihak Sukhoi dan perusahaan yang mengimport pesawat (yang
katanya) canggih nan murah ini. Bagi mereka selain mendanai asuransi
korban-korban kecelakaan, yang terpenting selanjutnya adalah membayar
mahal untuk pengembalian citra jika kerjasama ini akan diteruskan.
Mereka pasti akan menggandeng media, dan ini bukan perkara kecil.
Tapi lupakanlah Sukhoi, sebagai seorang
teknokrat saya lebih bangga memiliki N-250, atau setidaknya negara ini
pernah menciptakan sendiri pesawat komersial andalannya. Saya melihat
perjuangan yang sangat panjang untuk menciptakan pesawat canggih di kala
itu. Bermula dari pak BJ. Habibie yang merekrut orang-orang Indonesia
bekerja di industri pesawat terbang di Jerman. Mempertahankan semuanya
dengan berbagai strategi saat terjadi pengurangan karyawan di Jerman.
Hingga semuanya kembali ke Indonesia dan menempatkan cita-citanya jauh
ke langit.
Dunia pun tercengang, kala impian menjadi
nyata, N250 buatan tangan-tangan hebat, mulus mengangkasa. Saat itu
kita menyadari bahwa negeri ini ternyata bisa. N250 bukanlah pesawat
asal bikin, besi terbang yang kita buat adalah satu-satunya pesawat twin turboprop di dunia yang menggunakan teknologi fly by wire. Tercanggih saat itu, bahkan hingga kini. Mampu terbang tanpa mengalami dutch roll.
Tapi dimanakah kini perasaan
membanggakan itu? Adakah segelintir pemuda-pemuda negeri ini yang bisa
membangkitkan kembali kebanggaan ini? Kita nyaris menjadi nomor satu di
dunia aircraft. Kita nyaris menghentikan ketergantungan dengan
Boeing, Airbus 320 apalagi Sukhoi. Kita nyaris mengalahkan ATR,
Bombardier, Dornier, dan Embraer. Kita nyaris membuat jembatan angkasa
milik kita sendiri.
Adakah Anda, saya dan pemuda-pemuda negeri ini berhenti dari ke-”galau”-an, berhenti dari ketergantungan produk import, dan kembali merajut cita-cita besar negeri ini.
satu dua tiga
satu... dua... tiga...
menghitung langkah sepi yang semakin terdengar jelas mendekati. merekam sunyi beradegan mesra dengan hitam dan bercerita tentang luka. semakin gelap. semakin hampa. meski diterangi. meski terisi. ironisnya malam semakin senang bersenggama dengan galau. kupikir sudah berhasil kujauhi segala keriaan tentang gundah ini di kemarin yang sedih.
satu... dua... tiga...
langkah-langkah kecil itu semakin jelas menggema di sudut-sudut otak kotorku. dimana kamu? suara-suara lirih mulai menggangguku. mereka berbisik tentang berisik. mereka berujar tentang sukar. mereka berkata tentang resah. kututup telingaku rapat-rapat agar mereka tak bisa masuk dan semakin mengotori otakku yang lelah. aku hanya ingin kamu.
satu... dua... tiga...
sepi sudah berdiri di hadapanku. begitu dingin. begitu kaku. mereka kini berdenging-denging menyiksa telingaku. dimana kamu? sekali lagi aku mencarimu. jangan biarkan sepi menculikku sekali lagi. temani aku. bawa aku pergi dari sunyi ini. mereka kini asing. mereka membawa bising yang kosong. dan yang kulihat hanya lorong-lorong. apakah kamu menungguku di ujung sana?
satu... dua...
derap langkah sepi terhenti. seperti membias menjadi mimpi. dan aku baru saja terbangun. meski ternyata cuma melamun. mataku terkatup. kutajamkan pendengaran. meski sunyi tak mau kedengaran. mereka hanya diam-diam menyusup di antara letih yang berbagi dengan sedih. tapi aku tidak boleh menangis lagi. tidak boleh ada airmata yang menitik hingga rasaku mati.
tiga...
langkah terakhir menepi. tiba-tiba sepi. terhampiri. kamu tetap tak di sini. tak juga di ujung lorong. kosong. nyatanya aku memang sendiri. apakah kamu benar-benar sudah pergi? atau kemarin semuanya hanya mimpi. khayal. lamun. angan. meski hadir tempatmu bukan di sini. walau ada kamu tak pernah benar-benar ke sini. karena di sini yang tinggal cuma sepi.
menghitung langkah sepi yang semakin terdengar jelas mendekati. merekam sunyi beradegan mesra dengan hitam dan bercerita tentang luka. semakin gelap. semakin hampa. meski diterangi. meski terisi. ironisnya malam semakin senang bersenggama dengan galau. kupikir sudah berhasil kujauhi segala keriaan tentang gundah ini di kemarin yang sedih.
satu... dua... tiga...
langkah-langkah kecil itu semakin jelas menggema di sudut-sudut otak kotorku. dimana kamu? suara-suara lirih mulai menggangguku. mereka berbisik tentang berisik. mereka berujar tentang sukar. mereka berkata tentang resah. kututup telingaku rapat-rapat agar mereka tak bisa masuk dan semakin mengotori otakku yang lelah. aku hanya ingin kamu.
satu... dua... tiga...
sepi sudah berdiri di hadapanku. begitu dingin. begitu kaku. mereka kini berdenging-denging menyiksa telingaku. dimana kamu? sekali lagi aku mencarimu. jangan biarkan sepi menculikku sekali lagi. temani aku. bawa aku pergi dari sunyi ini. mereka kini asing. mereka membawa bising yang kosong. dan yang kulihat hanya lorong-lorong. apakah kamu menungguku di ujung sana?
satu... dua...
derap langkah sepi terhenti. seperti membias menjadi mimpi. dan aku baru saja terbangun. meski ternyata cuma melamun. mataku terkatup. kutajamkan pendengaran. meski sunyi tak mau kedengaran. mereka hanya diam-diam menyusup di antara letih yang berbagi dengan sedih. tapi aku tidak boleh menangis lagi. tidak boleh ada airmata yang menitik hingga rasaku mati.
tiga...
langkah terakhir menepi. tiba-tiba sepi. terhampiri. kamu tetap tak di sini. tak juga di ujung lorong. kosong. nyatanya aku memang sendiri. apakah kamu benar-benar sudah pergi? atau kemarin semuanya hanya mimpi. khayal. lamun. angan. meski hadir tempatmu bukan di sini. walau ada kamu tak pernah benar-benar ke sini. karena di sini yang tinggal cuma sepi.
do You happy ?
Ini jawaban
ga jelas,
Untuk pertanyaan sederhana yang ditanyakan sama
gw berhari-hari yang lalu. Oleh seseorang paling bijak yang gw kenal. Itu
karena dia pernah menjalani banyak hal… yang mungkin gw akan menyerah untuk
menjalaninya dan mencari mall berlantai tinggi terdekat kalau gw menghadapi hal
yang sama seperti dia.
Dia bertanya banyak, yang kemudian bisa gw
simpulkan dalam dua pertanyaan
Are you OK? are you happy with everything?
A grand question yang kayaknya butuh waktu
dari awal hidup sampai nafas terakhir untuk menjawabnya?
Gw selalu berpikir, many-many-many years ago,
saat gw masih innocent dan belum dirubah oleh dunia.
Gw bisa menciptakan banyak hal superb dari
hal-hal tidak terduga.
Hal-hal terkecil sekecil sendok dan garpu yang
berubah menjadi dua kapal angkasa death-star super kompleks yang bisa
digunakan untuk melompati ruang dan waktu, yang ujung dari dua alat makan itu
bisa menembakkan laser intensitas tinggi penghancur bintang.
Kalau tiap gw sakit demam, gw mendapatkan
kekuatan super yang mampu membakar apapun yang gw sentuh, batuk yang bisa
membunuh siapapun yang gw mau, penglihatan super tajam yang bisa melihat Virus
terkecil, a grand dream.. kalau gw ingin menguasai dunia. Dan menetapkan
aturan sederhana sama semua manusia
do not evil, or I’ll kill you
memiliki markas rahasia di dalam gunung sekeren
X-MEN, membeli berbagai pesawat jet dari F16 (Waktu itu ini pesawat jet paling
canggih), seri Mirage atau VTOL Harrier.
Those were innocent days saat gw belum
tahu apa-apa mengenai hidup.. saat semua kesalahan bisa dimaafkan, saat hukum
terdasar seperti Gravitasi pun tidak berlaku untuk gw.
Dan kemudian gw bertambah tua, seiring dengan
tahun-tahun yang berlalu.. satu persatu segel hukum mulai terbuka dan mesti
memiliki efek.. yang paling berat untuk gw dari semua itu.. adalah seiring
dengan waktu hukum Gravitasi yang pelahan-lahan merebut kemampuan gw untuk
terbang
Dan semua kehebatan itu juga menghilang, dan
hidup yang tadinya mudah untuk diraih itu akhirnya mengajarkan rasanya
kekalahan, penolakan, kegagalan dan sendiri. Tapi hidup yang sama itu juga yang
mengajarkan manisnya persahabatan, cinta, hidup dan alasan untuk menjalani tiap
detail rasa yang bercampur aduk menjadi satu.
Mengajarkan rasanya diatas, saat kamu
dicintai, menang, dihargai, dihormati, dibanggakan…
Mengajarkan rasanya dibawah, saat kamu
dibuang, dicampakkan, kalah, diludahi dan sendiri…
If you ask me, kenapa gw harus menjalani
semua ini. Kenapa begitu? karena kita tidak pernah meminta untuk dilahirkan
jadi kenapa mesti menjalaninya.
Apakah hidup itu pemberian terbaik dari sang
Pencipta? jika kita semua tahu kebahagiaan di muka bumi ini cuma sebagian kecil
dari rasa sakitnya?
That question my friend, adalah hal yang
harus gw jawab sendiri, karena sang Pencipta merahasiakan tujuan akhir dari
pejalanan ini dan memberikan kita beberapa petunjuk samar yang konon sebenarnya
jelas, dan bagi mereka yang bisa memecahkan petunjuk-petunjuk itu, akan
menemukan jawaban hebat dari skenario rumit nan panjang bernama kenyataan yang
bisa membuat scripwriter terbaik dimuka bumi sekalipun menangis
tersedu-sedu karena tidak mampu menulis such realism.
If you ask me, gw menjalani semua ini dan
mencoba menghajar semua yang namanya hari esok.
Gw tersenyum sambil menulis ini bukan berarti
karena gw blagu dan merasa kuat. Di mata gw semua yang ada di esok adalah cuma
sekumpulan What if? yang semuanya tidak jelas, gw takut sama what
tomorrow may bring of course
Tapi jika gw ga bisa menjalaninya seperti ini,
apa yang akan sodara gw katakan tentang gw yang
gagal?
Jika gw menyerah.. apa yang akan semua orang yang
gw anggap saudara katakan tentang sahabat mereka yang ga punya
tulang melakang dan bergerak melata?
Jika gw berhenti, kapan gw bisa ketemu orang yang
bakalan gw sebut soulmate dan gw berani untuk bilang sama dia kalo gw
adalah biggest fans of him and I hope that he would be the biggest
fans of me
Gw percaya my grand skenario, my grand dream,
my grand plan itu melibatkan hidup gw untuk mereka, dan itulah alasan gw
menjalani semua ini.
Gw ingin mereka bahagia dan bangga sama gw..
Orang-orang yang sudah gw temui, sedang gw temu
dan akan gw temui yang… gw dulu, akan, sedang sebut sebagai adik, kakak,
saudara, sahabat, sayang…, whatever lah itu.
*I believe, I am here
to be the center point.. where those people around me will revolve. *
*If there’s a
dream that last, preserved and untouched from that many-many-many years ago..
the dream about.. that I am center of our universe that dream that they
will be the stars of me. *
*This is my choice,
this is my grand dream, you may call me naive and laugh at it. *
I am not OK, but I think I am happy
Is this answering your question? so how about
you? do you happy?
Vertical Take Of
Landing VTOL
Langganan:
Postingan (Atom)